Memahami Perpesktif Orang Tentang Sensus, Petugas, dan Data

 Sensus penduduk yang diadakan 10 tahun sekali kembali dilaksanakan pada 1 September 2020. Ini merupakan pengalaman pertama saya menjadi petugas sensus. Tentunya banyak hambatan dan tantangan yang saya temukan saat menjadi petugas sensus.

Meski begitu, banyak sekali pengalaman berhaga yang bisa diperoleh saat menjadi petugas sensus. Salah satunya adalah memahami perspektif orang mengenai sensus, petugas sensus, juga data.  

Sensus

Menurut KBBI, sensus atau cacah jiwa merupakan perhitungan jumlah penduduk, tingkat ekonomi, dan sebagainya yang dilakukan oleh pemerintah dalam jangka waktu tertentu misalnya waktu sepuluh tahun, dilakukan secara serentak dan bersifat menyeluruh dalam batas wilayah suatu negara untuk kepentingan demografi negara yang bersangkutan.

Pada saat pelaksanaan sensus penduduk, masyarakat sudah terlebih dahulu melakukan coklit untuk pemilihan daerah. Jadi pada saat saya mendatangi rumah warga, mereka beranggapan sudah di sensus. Padahal sensus itu untuk mengetahui jumlah jiwa seluruh Indonesia, sedangkan coklit jumlah pemilih.

Petugas

Perjalanan menjadi petugas sensus dimulai ketika mengetahui pengumuman perekrutan calon petugas sensus 2020. Dengan tekad yang kuat akhirnya menyegerakan mendaftar dan mempersiapkan berkas-berkas yang di perlukan.

Sampai pada proses pelatihan yang dilaksanan di rumah karena covid-19 berjalan cukup lancar. Meski memang perlu adanya pelatihan langsung untuk pemula seperti saya.  

Setiap pukul empat sore saya sudah nongkrong di depan televisi untuk mendengarkan penjelasan pengisian dokumen. Awalnya tidak mengerti dan merasa pusing, tapi saya yakin saya bisa.

Sebelum hari h tiba saya sudah koordinasi terlebih dahulu kepada pak rt yang akan menjadi tempat saya sensus. Wilayah yang saya sensus sebanyak 7 rt. 4 rt merupakan wilayah tempat saya tinggal, sisanya dari rw yang berbeda.

Ternyata saat terjun langsung ke lapangan perspektif orang tentang petugas ini berbeda-beda.  Ada yang menerima dengan tangan terbuka dan mengayomi petugas karena takut tidak tercatat. Ada pula yang acuh tak acuh kepada petugas, bahkan menganggap tidak penting petugas yang datang ke rumah.

Yang paling mengesalkan sekaligus mengesankan adalah saat dikira sebagai seorang sales. Mungkin mereka berpikir begitu karena memakai masker dan membawa tas cukup besar.

Ada juga tipe yang suka mengusir dan tidak mau lama-lama. Bahkan sampai ada yang marah-marah ketika menanyakan ktp atau kk. Meski begitu sebagai petugas tetap saja harus melayani mereka dengan baik dan sabar.

Beberapa orang berpandangan bahwa menjadi petugas sensus itu terlihat sepele, nyatanya tidak. Setiap pulang sehabis sensus saya harus melakukan rekap dan mengecek kembali apakah data yang dimasukkan itu sudah benar atau belum.

Satu hal yang menjadi pembelajaran berharga saat mengikuti sensus ini, siapapun dan menjadi apapun saya, semua tergantung perlakuan kita. Ada seorang warga yang memang mengerti akan tugas saya sebagai petugas sensus, orang tersebut sampai memberikan ktp nya ke rumah karena pada saat ktp nya tidak ada.

Data

Yang paling memusingkan adalah mencocokan peta dengan fakta di lapangan.

Terlebih banyak data yang ganda dari disdukcapil.

Belum lagi ada beberapa masyarakat, seperti yang baru menikah, mengabaikan data-data seperti membuat ktp ataupun kk. Bahkan ada yang sampai menganggap data sensus penduduk itu tidak penting.

Padahal data ini bukan hanya untuk petugas, tetapi juga bagi mereka yang belum tercatat di data disdukcapil Indonesia.  Juga agar terciptanya data yang akurat.

Kisah seru saat menjadi petugas sensus yaitu ketika melakukan penyisiran. Meski pemula, petugas sensus di Desa saya benar-benar sangat kompak. Kekeluargaan juga terjalin dengan sangat erat pada saat melakukan penyisiran. Capek? Ya capek semua. Senang pun senang semuanya.  

Satu pelajaran menarik ketika menjadi petugas, “Dalam kehidupan sosial tidak bisa semua orang mencintai dan mengharagai pekerjaan kita. Apapun itu kita tetaplah hanya bisa bersabar dan berbesar hati agar setiap ucapan yang mereka sakiti tidak mempengaruhi hidup.”

Terimakasih sensus penduduk telah memberikan pelajaran yang begitu berharga. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nikmati Perjalanan Menarik Tanpa Takut Dengan Asuransi Perjalanan MPM Insurance

Ciri Laki-laki Red Flag Yang Harus Anda Hindari

Some Things to note when becoming a copywriting Paketkan in a Surabaya Region