Sejarah Sumpah Pemuda dan Makna Perjuangan Sumpah Pemuda

Sejarah sumpah pemuda mengalami perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Lahirnya gagasan sumpah pemuda terjadi pada kongres pemuda kedua oleh perhimpunan Pelajar Indonesia (PPPI).

Singkatnya, sumpah pemuda dibentuk karena ingin mengangkat harkat martabat orang Indonesia. Cita-citanya yang ingin merdeka tertahan selama ratusan tahun akibat tertindas di bawah kekuasaan kaum kolonial.

Maka, setelah didapatkan sebuah kesimpulan dari analisa hasil perjuangan yang selalu gagal. Untuk menghadapi penguasa itu perlu didakannya gerakan modern.

Terjun ke dalam kancah politik dengan ideologi, “kontra- ideology kolonialisme” salah satunya.

Politik yang pertama kali dipelajari adalah segi kepempinan. Sayangnya, pendidikan belum memadai dan kaum terpelajar masih membawa stigma sebagai inlander. Hal ini mengankibatkan terjadinya diskriminasi oleh kaum Eropa.

Kelahiran Budi Utomo pada 20 Mei 1908 menjadi awal pergerakan nasional yang dilakukan oleh pemuda. Akan tetapi, rasa rendah diri dan penderitaan kolektif yang dialami pada masa itu menimbulkan rasa kehilangan identitas.

Para pemuda merasa perlunya wadah atau organisasi yang bisa menampung rasa solidaritas. Karena hal inilah para pemuda membuat sebuah organisasi yang fokus pada kepentingan kepentingan umum.

Perlawanan yang digunakan bukan lagi sistem kedaerahan, tetapi sebuah ikatan persatuan yang di dorong oleh pendidikan dan kebersamaan. Pendidikan ini ditujukan untuk membangkitkan kesadaran berbangsa (nasionalisme).

Kebersamaan sebagai perwujudan dari rasa nasionalisme agar tercapainya masyarakat adil dan makmur. Hal inilah yang kemudian melahirkan hari sumpah pemuda.

Dimulai dengan mengadakan Kongres Pemuda Pertama pada tahun 1926 yang melahirkan cikal bakal organisasi kepemudaan. Kongres yang diketuai oleh M. Tabrani ini bertujuan membentuk organisasi pemuda tunggal agar bisa mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Kongres ini menghasilkan putusan berupa diakuinya cita-cita persatuan dan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Putusan itu merupakan gagasan dari Moh. Yamin.

Terbentuknya organisasi baru Jong pelajar Indonesia yang merupakan gabungan dari Jong Java, Jong Celebes, Jong Minahasa, Sekar Rukun dan Jong Sumatranen Bond pada 15 Agustus 1926.

Pada September 1926 dibentuk organisasi Perhimpunan Pelajar - Pelajar Indonesia (PPPI) yang diketuai Soegondo Djojopuspito.

Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan oleh PPPI pada tanggal 27-28 Oktober ini dihadiri 700 orang. Kongres ini mengadakan tiga kali rapat di tiga gedung berbeda.

Sabtu, 27 Oktober 1928 merupakan rapat pertama yang diadakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.

Rapat ini diharapkan agar pemuda dapat memperkuat semangat persatuan. Selain itu, Moehammad Jamin mengemukakan pendapat jika sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan dapat memperkuat persatuan Indonesia.

Minggu, 28 Oktober 1928 rapat kedua yang dilaksanakan di Gedung Oost-Java Bioscoop. Pembahsannya mengenai masalah pendidikan.

Sebagai pembicara Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro sependapat, bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan.

Pendidikan sekolah dan di rumah harus seimbang serta harus dididik secara demokratis.

Gedung Kramat 106 menjadi tempat rapat ketiga. Pada rapat kali ini membahas pentingnya nasionalisme, demokrasi, dan gerakan kepanduan.

Untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya karya W.R Supratman dikumandangkan dengan biola. Bendera merah putih juga ditetapkan sebagai bendera pusaka.

Isi dari Sumpah Pemuda itu sebagai berikut :

Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.